Rabu, 20 Desember 2017

Tersenyum Menghadap-Nya

"Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat." (QS. Al-Hajj ayat 66)

Pernahkah terpikirkan olehmu tak akan ada hari esok untukmu, kau tak akan melihat mentari terbit dan bersinar, tak akan kau dengar lagi celoteh teman-teman, tak kau rasakan lagi hangatnya kebersamaan keluarga, tak akan ada cinta dan persahabatan lagi yang kau punya, dan tak ada lagi pekerjaan-pekerjaan menyita waktu sebab waktumu telah terhenti?

Kau sendiri kini, bersama sepi menanti dua malaikat-Nya yang akan mempertanyakan kehidupan selama nyawamu masih bersemayam dalam tubuh, mempertanyakan segala waktu dan nikmat yang diberikan-Nya untukmu. Siapkah kau menghadapi persidangan maha dahsayat di masa setelah kau mati?

Membicarakan tentang kematian memang sesuatu hal yang menakutkan, apalagi jika persiapan menghadipanya sangat minim bahkan nihil. Lalu, sudah sejauh mana kita mempersiapakan kematian kita? Kematian seperti apa yang kita inginkan? Tidak inginkah kita mati syahid menghadap-Nya dengan tersenyum bahagia bertemu dengan Sang Pemilik jiwa.

Seperti yang kita tahu, begitu banyak pejuang-pejuang Allah yang mati di tengah-tengah peperangan memeperjuangkan agama Allah. Masya Allah, mereka diperkenankan Allah menghadap-Nya dengan tersenyum, seolah-olah kematian adalah pertemuan dengan kekasih-Nya, ya Allah. Sebut saja Abdullah Hasan Al Banna yang tersenyum setelah mati syahid (insya Allah) ditembak militer pimpinan Jenderal As Sisi pertengan Juni tahun lalu. Bagaimana dengan kita? Akankah kita berpulang dengan keadaan tersenyum? Inginkah kita?

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dikatakan ada enam keistimewaan seseorang yang mati dalam keadaan syahid, yaitu:  Allah mengampuninya sejak awal, diperlihatkan tempat tinggalnya di surga, dihindarkan dari siksa kubur, bebas dari ketakutan terbesar (pada hari Kiamat), sebuah mahkota keagungan diletakkan di atas kepalanya dan sebutir permata dalam mahkota tersebut lebih baik daripada kesenangan dunia dan seisinya, disandingkan dengan 72 bidadari sebagai istrinya, dan diberi wewenang memberi syafaat kepada 70 orang kaum kerabatnya.
Jika kita lihat dari hadist di atas, dapat kita simpulkan seseorang yang mati syahid dan tersenyum saat itu ia diperlihatkan tempat tinggalnya di surga dan ia pun berbahagia. Kebahagian yang luar biasa saat menyambut maut memancar dalam wajah dan mengembangkan bibirnya. Ya, ia tersenyum. Itulah pertanda ia mati dalam keadaan husnul khatimah.

Bagaimana dengan yang mati dalam keadadaan su'ul khatimah? Kebalikannya dari mereka yang mati syahid, kita hanya akan melihat-tubuh-tubuh tak bernyawa yang kosong dan hampa, mereka terkesan melotot dan menunjukkan kesedihan. Wajah mereka tampak seperti ketakutan, takut akan siksa. Sebab, ya mereka memang benar-benar sangat tersiksa saat sakaratul maut tiba, tak mudah bagi mereka melewatinya, pedih. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS Al-Kahfi ayat 103-104).
Wallahu a’lam bish shawab.

Kamis, 19 Oktober 2017

Seorang Pejalan Kaki

Perlu adanya hak bagi warga negara untuk memanfaatkan fasilitas jalanan yang sudah ada, secara optimal. Hal ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat sebagian besar, terutama pejalan kaki. karena saya adalah sang pejalan kaki sejati, Sangat sulit mendapatkan keleluasaan bagi pejalan kaki untuk berjalan di area yang telah dibuat.

Trotoar adalah area bagi pejalan kaki tentunya untuk menempuh jarak tertentu. Namun, seringkali disalah gunakan bagi orang-orang yang tidak mengenal aturan dan tidak dapat menghargai hak orang lain. Area yang dikhususkan untuk pejalan kaki, dialihkan menjadi area untuk melahap keuntungan individu, seperti area berjualan/berdagang atau bahkan pasar, serta area parkir liar. Tentu hal ini sangat mengganggu saya dan bagi sebagian besar masyarakat.

Rabu, 11 Oktober 2017

Yang Muda Yang Memimpin

Pada seminar kali ini Bapak Bima Arya, Ph.D selaku walikota Bogor menjadi pembicara pertama dengan tema “The Art of Leadership”, ia menceritakan tentang motif berkuasa, pengalamannya dan apa yang sudah ia berikan. Baginya First Impression is everything, thats way ia datang on time pada saat seminar berlangsung.

Sebelum menjadi politisi, beliau menjadi pengamat, menurutnya memimpin adalah seni mengelola harapan dan tidak semua harapan bisa semua terpenuhi secara cepat.

Pada tanggal 19 September, Ia dinyatakan sebagai pemenang Pilkada karena ia telah menempati posisi teratas. Ketika menjelang masa pemilihan ia banyak mendapatkan serangan black campaign atau kampanye hitam dari pihak lawan. dan sekarang sudah delapan bulan lamanya ia menjalani sebagai Walikota Bogor.

Menjadi Walikota Bogor tentu tidaklah mudah, ia mengahadapi banyak masalah yang timbul di daerah Bogor, salah satunya adalah tentang kemacetan yang ada, kemacetan tersebut berawal dari 800.000 orang Bogor yang bekerja di Jakarta dan hampir semua orang disana menggunakan kendaraan pribadinya, sehinga dapat dipastikan bahwa jalur lalu lintas Bogor menjadi terganggu.
Oleh karena itu solusi yang pak Bima Aryaini berikan adalah penertiban pejalan kaki, ia telah membuat underpass yang berada di jalan Padjajaran Bogor, underpass tersebut multifungsi karena menjurus pada arah untuk melihat pameran kesenian, dan siapapun dapat menggunakan tempat tersebut guna memamerkan karya – karyanya.

Masalah yang ada pun ketika banyak orang yang tidak mengetahui arti perbedaan dari Bupati dan Walikota, solusi yang iaberikan adalah melakukan pernyataan bahwa tugas walikota itu untuk mengurusi masalah – masalah yang ada di wilayah Kota Bogor bukan mengurusi daerah kabupaten.
Adanya masalah yang ia hadapi sekarang, Walikota Bogor yang lahir pada tahun 1971 ini sangat mengharapkan Kota Bogor akan menjadi kota yang walk-able city, yaitu dimana seluruh masyarakat akan merasakan kenyamanan ketika berjalan kaki di sekitar kota tanpa merasa terganggu oleh lingkungan-lingkungan yang kurang baik yang berada di sekitar.

Pembicara kedua dilanjutkan oleh Prof. Dr.Ir. Nurdin Abdullah, sebagai Bupati Bantaeng Sulawesi, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui dimanakah Bantaeng tersebut, karena nama daerah itu masih kurang familiar di telinga masyarakat. Ia yakin bahwa “Tidak layak orangBantaeng itu miskin” karena Bantaeng pernah terkenal sebagai Kabupaten penyalur pembantu.

Tetapi kini daerah tersebut melaju baik,mau dari segi pembangunannya ataupun perekonomiannya, semuanya telah berubah semenjak ia menjabat sebagai bupati di tahun 2008 hingga saat ini.
Terjun kedunia politik bukan hal yang susah seperti yang ia kira sebelumnya. Karena ia telah maju di tengah – tengah masa krisis kepemimpinan, Bapak bupati ini bagaikan angin segar bagi masyarakatnya,ketika awal ia menjabat sebagai Bupati ia harus melanjutkan tugas yang belum terselesaikan oleh Bupati sebelumnya yakni:

  1. Banjir yang selalu siaga di setiap tahun secara rutin
  2. Produksi pertanian yang rendah, dikarenakan pada saat musim hujan; kelebihan air dan musim kemarau; kekurangan air.

Daerah tersebut adaalah daerah rawan banjir, maka dari itulah pada tahun 2009 ia memulai proyek barunya untuk mengadakan pembangunan cekdam sebagai pengendalian banjir, Selain untuk mengendalikan banjir, cekdam yang dibangun dengan menjalin kerjasama oleh pihak dari Jepang ini juga membantu mengalirkan air ke lahan-lahan pertanian di saat musim kemarau tiba.

Hal ini dilakukannya karena hampir dari semua masyarakat Bantaeng hidup dari sektor pertanian, dan daerah tersebut adalah daerah penghasil coklat, jika banjir produksinya hanya sekitar 250 kgpertahun, dan saat ini ketika Bantaeng menggalang bantuan dari para perguruan tinggi akhirnya produksi mereka melesat tinggi di setiap tahunnya, yakni sekitar 3,5 Ton.

Selama menjalani sebagai Bupati ia telah banyak membantu masyarakat dan sebaliknya masyarakat pun merasa terbantu karena seinginannya selama ini telah dipenuhi oleh Bapak Nurdin. Tetapi tantangan tidak hilang begitu saja, masi ada pula yang harus diselsaikan olehnya yaitu membuat semua masyarakat produktif, solusi dari permasalahan tersebut adalah ia mengajak masyarakat agar selalu bersemangat dalam bekerja dan tanpa disangka-sangka, dalam kurung waktu 3 tahun, banyak macam pertanian berkembangdan membantu perekonomian Bantaeng.

Harapan beliau untuk para pemimpi –pemimpin yang bekerja untuk rakyat adalah, memimpin rakyat dengan benar danbaik sehingga mereka dapat memajukan daerah masing – masing, karena itulahtugas utama dari seorang pemimpi daerah.

Pembicara terakhir adalah seorang redaksidari harian Kompas, Bapak Budiman. Sudah lama ia berkecimpung di dunia wartawan, ia menyampaikan materi dengan tema kebebasan media sejak zaman ordebaru hingga saat ini untuk mengawali pembukaan materinya ia mengatakan bahwa definisi demokrasi itu sebenarnya tidak ada, yang ada adalah dekomratis. Melalui demokrasi para pemimpin pun lahir.

19 Mei memberikan dampak yang bagus yaitu tumbangnya orde baru, yang menyebabkan adanya dan lahirnya MK, dan presiden sebagai mantaris MPR. Akhirnya hingga saat ini demokrasi langsung melahirkanpemimpin muda generasi X dan pemimpin itu tidak hanya berasal dari pemerintahan melainkan Militer, pengusaha juga LSM.

Selebihnya setelah para narasumber telah usai menyapaikan masing – masing materinya sendiri, dilakukanlah sesi tanya jawab dan para narasumber menjawab pertanyaan audiens sesuai dengan pertanyaannya. Lalu, demikianlah acara seminar komunikasi politik ini. Acara berlangsung dengan baik dan lancar.

Rabu, 13 September 2017

Harimau Lepas dari Kandang

Seekor Harimau berjenis Sumatran Tiger atau Panthera Tigris Sumatrae lepas dari kandangnya di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan kemarin pagi. Diduga peristiwa itu terjadi akibat obat bius yang tidak bertahan lama pasca menjalani operasi pada giginya.

Kepala humas Kebun Binatang Ragunan, Ibu Hidayati Setyo Atalira mengkonfirmasi melalui telpon, setelah sempat berkeliaran di dekat areataman, binatang buas tersebut berhasil dilumpuhkan dengan tembakan obat bius kearah tubuh harimau sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku.
“Sekitar setengah jam, tubuh hewan itu kita evakuasi ke ruang operasi menggunakan forklift,” jelasnya.

Kapolsek Ragunan AKP Willy Sukmawijaya mengatakan, petugasnya juga turut membantu mengevakuasi para pengunjung yang panik atas peristiwa tersebut. “Fokus kami menjauhkan mereka dari TKP lalu mengarahkannya ke pintu keluar dan tempat-tempat yang sekiranya aman.”
Peristiwa tersebut berawal ketika harimau berjenis kelamin jantan itu terbangun dari pengaruh obat bius yang diberikan dokter saat menjalani proses operasi di salah satu giginya yang tumbuh tidak normal.

Salahsatu juru bicara Kebun Binatang Ragunan mengatakan, ini merupakan kejadian pertama yang pernah terjadi Sebelumnya tidak ada harimau yang lepas dari sangkarnya.

Senin, 21 Agustus 2017

The Reading Room; café sekaligus surga buku

Maraknya kafe pada saat ini, membuat para pelaku usaha giat mencari inovasi baru dalam membuat kafe yang menarik, unik,dan nyaman untuk di kunjungi. kafe tematik kini sudah banyak tersebar dikota-kota besar termasuk di daerah Kemang Timur. Terdapat satu kafe yangmengangkat konsep berbeda dari kafe lainnya.

Perpustakaan telah dipilih menjadi konsep The Reading Room, kafe ini berada di kawasan Kemang Timur raya no. 57 A-B. hampir semua ruangannya tertutup rapat oleh buku- buku yang tersusun rapih di rak maupun yang menempel di temboknya, seolah – olah ratusan buku tersebut menjadi jiwa dari the reading room café.

Tempat yang penuh dengan literasi inspirasi ini bukan sekedar tempat nongkrong semata, namun juga bisa untuk menyalurkan hobi membaca, pasalnya buku yang berdiri di atas rak kayu berbalut warna cokelat itu, diperbolehkan untuk dibaca dengan syarat menyerahkan identitas diri (KTP).

Ratusan buku-buku mengisi sepertiga ruangan lantai satu maupun lantai ke duanya. Buku tersebut merupakan koleksi dari sang pemilik kafe, Richard Oh, seorang sutradara sekaligus penulis. Buku karangannya ia simpan di lantai dua kafe ini, ia taruh di dalam rak kaca yang panjang.

Kafe ini terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertamanya diperuntukkan bagi pengunjung yang tidak merokok, cinta dengan keheningan dan sedang mencari inspirasi. Di lantai pertama, pengunjung pasti terganga sejak pertama kali membuka pintu kafe, karena suasana perpustakaan begitu terasa. Keheningan dan alunan musik yang indah menyelimuti seluruh ruangan lantai satu. Bahkan untuk berbicara saja, pengunjung akan merasa‘kagok’ karena berpikir akan mengganggu pengunjung yang lainnya. Untuk menggeserkan kursi saja harus menengok ke kanan dan ke kiri.

Sedangkan di lantai ke dua merupakan smoking area, dimana pengunjung bisa merokok sambil mengobrol ria dengan teman-teman. Tapi jangan heran jika suasana di lantai ke dua ini, akan jauh terasa berbeda dengan perpustakaan. Di lantai ini lebih bising oleh suara orang mengobrol, tawa dan asap rokok yang mengepul memenuhi isi ruangan.

Bagi sebagian orang yang tidak bisa menghirup bau asap rokok, jangan coba-coba untuk mencari buku di lantai dua, karena ruangannya agak bau rokok dan tentunya penuh dengan asap rokok, biarpun terdapat dua jendela di ruangannya, akan tetapi tidak dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. Jadi para smoker dibiarkan untuk merokok di dalam ruangan tertutup bahkan menggunakan Air Conditioner.

Keunggulan lain dari the reading room ini, selain menyediakan ratusan buku untuk para pengunjung yang gemar membaca, ia juga menyediakan mini theater untuk screening film – film festival atau sekadar untuk nonton bareng teman – teman, juga menyediakan berbagai macam makanan dari Khas Indonesia hingga Western.

Sayangnya sop buntut yang ada di kafe ini, antara rasa dan harga yang di tawarkan tidak sepadan. Harganya Rp.75.000.00, yang dirasakan dari sop buntutnya sendiri hanya licinnya minyak di lidah, serta asamnya jeruk nipis yang berlebih.

Tidak hanya sop buntut saja yang dipenuhi minyak, menu nasi goreng sapi seharga Rp.45.000.00 pun begitu demikian, dipenuhi cairan kuning alias minyak, akan tetapi dalam memasak nasi goreng ini, sang koki berbaik hati dengan mencampurkan potongan daging sapi yang besar dan banyak pula, sampai – sampai lelah untuk mengunyahnya.

Kafe yang terletak di samping Toy Shop ini menyediakan juga berbagai minuman mulai dari teh, juice, mocktail, softdrink dan juga berbagai jenis kopi. Tapi jangan heran pada saat memesan minuman pengunjung akan merasa kecewa karena sebagian besar dari minuman yang tersedia bahan bakunya tidak tersedia.

Salah satunya ketika sudah merasa lelah dan ngantuk ketika membaca buku yang tersedia, pengunjung memesan secangkir cappuccino, tetapi tak ada karena susu nya habis, seharusnya sebagai coffeeshop, kafe ini lebih memerhatikan ketersediakan bahan baku utamanya sebagai coffee shop.
Perpustakaan unik ini buka setiap hari senin sampai jumat mulai dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu hingga pukul 24.00 WIB.